Daftar Isi
A. Subject matter kurikulum
Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum – Subject Curriculum terdiri dari mata pelajaran subject yang terpisah-pisah. Subject adalah himpunan pengalaman (pengetahuan) manusia yang disusun secara logis-sistematis oleh para ahli.[2] Subject matter CurriculumYaitu kurikulum yang menyajikan mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain.
Subject curriculum, Saylor dan Alexander menyebutkan dengan School Subject. Bentuk kurikulum ini telah digunakan sejak beberapa abad hingga saat ini masih paling banyak terdapat di berbagai institusi. Kurikulum ini terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran. Tujuan pelajaran adalah menguasai bahan tiap mata pelajaran Yang ditentukan secara logis, sistematis, dan mendalam.
Subject matter curriculum merupakan organisasi kurikulum yang tertua dan banyak digunakan di berbagai negara. Subject matter curriculum adalah organisasi materi pendidikan dalam bentuk mata-mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah. Mata-mata pelajaran itu biasanya berupa pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan logis yang diberikan sesuai ndengan jenjang-jenjang tertentu.
Kurikulum ini dapat menentukan syarat-syarat minimum yang harus dikuasai anak, agar dapat dinaikkan kelasnya. Buku Pelajaran dan textbook menjadi alat dan sumber utama bagi pelajaran. Penerapan kurikulun ini di Indonesia seperti pada kurikulum 1975.
Ciri-ciri kurikulum subject matter:
1. Mata pelajaran yang diklasifikasikan sesuai dengan bidang keilmuan/pengetahuan ilmiah
2. Memberikan tekanan pada isi dan teknik memberikan pelajaran
3. Mata pelajaran umumnya bersifat konstan dan tidak banyak perubahan, meskipun perkembangan ilmu pengetahuan mengalami peningkatan
4. Perencanaan program pengajaran disusun terlebih dahulu
5. Untuk mengembangkan subject matter curriculum yang optimal, diperlukan beberapa sarana, baik personel, material, dan fasilitas lainnya.
S Nasution mengklasifikasi bentuk subject matter curriculum menjadi tiga, yaitu Separate subject curriculum, correlated subject curriculum, dan integrated subject curriculum. Bentuk ketiga ini ternyata sama dengan activity curriculum yang dimaksudkan oleh Nana Sudjana.[3]
Separate subject curriculum Kurikulum ini menyajikan materi pelajaran dalam bentuk subyek-subyek tertentu yang terpisah-pisah. Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpesah-pisah ini lebih bersifat subject centered, yaitu berpusat pada bahan pelajaran, dari pada child centered, yang berpusat pada minat dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum bentuk ini disusun berdasarkan pandangan ilmu jiwa asosiasi, yaitu mengharapkan terjadinga kepribadian yang bulat berdasarkan potongan-potongan pengetahuan.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan pada separate subject kurikulum ini.
Bahan pelajaran dapat disajikan secara sistematis dan logis. Dengan mengikutisistematik itu, peserta didik juga terlatih berpikir menurut struktur disiplin pengetahuanyang diberikan.
Kelebihan kurikulum subject matter
- Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah disusun, mudah ditambah atau dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir), mudah direncanakan dandilaksanakan.
- Kurikulum ini mudah dinilai. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran[4]ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujianumum yang seragam di seluruh negara.
- Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi. Perguruan tinggi menggunakanorganisasi kurikulum ini, sehingga kurikulum ini diterima baik dan dipertahankan diSDdan sekolah menengah.
- Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
- Sukar orang menerima perubahan dalam organisasi kurikulum yang telah bertahan begitu lama.
- Kurikulum ini lebih memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena bersifat³Subject Centered´.
- Organisasi kurikulum ini esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasikurikulum ini sangat menghemat waktu dan tenaga.Walaupun kurikulum ini umum dipakai karena memiliki banyak kelebihan, akan
Tetapi Kurikulum ini juga banyak pula kelemahannya, yaitu:
Kekurangan kurikulum subject matter
- Kurikulum ini memberikan matapelajaran yang lepas-lepas yang tidak berhubungansatu dengan yang lain serta tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya.Kurikulum ini tidak mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam kehidupannya.Kurikulum ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam berbagaimatapelajaran.
- Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.
- Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis.Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari segiminat dan perkembangan anak.
- Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini terutama memusatkantujuannya pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial dan emosional.
- Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Kurikulum inimengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan dan kurangmengajak anak-anak berpikir sendiri.
- Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalamkurikulum ini didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku, adakalanyasuatu buku tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga tidak sesuai dengan perkembangandi masyarakat.
B. Subject Matter Curriculum pendidikan
Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum – Correlated Subject curriculum atau correlated curriculum adalah pendekatan dengan pola mengelompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bias secara dekat berhubungan.[5] Hilda Taba mengatakan “The board fields curriculum is essentially an effort to overcome the compartementalization and atomatization of curriculum by combining several spesiic areas into large fields”. Hilda Taba menyebut correlated curriculum dengan board fields curriculum. Usaha peningkatan dengan menyatukan beberapa mata pelajaran itu misalnya sejarah, ilmu bumi dan kewarganegaraan dikombinasikan menjadi ilmu pengetahuan soosial.
Correlated CurriculumOrganisasi kurikulum ini menghendaki agar matapelajaran itu satu sama lain adahubungan, bersangkut paut walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lainmasih dipertahankan. Paduan atau fungsi antara beberapa matapelajaran ini disebut³broad-fields´.
Kurikulum ini berusaha menghubungkan antara dua mata pelajaran atau lebih, sehingga diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang utuh dan tidak sepotong-potong seperti pada separate subject curriculum, misalnya menghubungkan antara matematika, fisika, kimia dan biologi yang semuanya tergolong dalam IPA; menghubungkan antara sejarah, ekonomi, dan ilmu social yang memang termasuk dalam IPS.
Correlated curriculum adalah suatu bentuk peorganisasian kurikulumyang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran denganmata pelajaran lainnya, akan tetapi tetap memperhatikan ciri/ karakteristik tiapbidang studi tersebut
William B. Ragan mengemukakan enam broad field yang umumnya ditemui di dalam kurikulum sekolah dasar, yaitu : Bahasa (language arts), Ilmu Pengetahuan Sosial (Social studies), Matematika, Science, Kesehatan dan Pendidikan Olah Raga, dan Kesenian (Fine Arts).
Tipe organisasi broad field ini dicetuskan oleh Penix. Ia bermaksud agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif; manfaat yang diperoleh dari pelbagai disiplin ilmu; dan bagaimana mendidik anak sehingga menghasilkan suatu masyarakat yang civilized.
Ada beberapa macam cara dalam mengkorelasikan mata pelajarandalam kurikulum ini antara lain:1) Korelasi insidental, maksudnya korelasi antara mata pelajaran terjadisecara tiba-tiba. Misalnya, pada mata pelajaran Geografi disinggungtentang pelajaran Kimia dan Biologi2) Hubungan yang lebih erat. Contohnya suatu pokok masalahdiperbincangkan dalam berbagai mata pelajaran.3) Korelasi etis, yaitu korelasi yang bertujuan mendidik budi pekerti.Misalnya, pada pelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan cara-caramenghormati tamu, orang tua, tetangga, dan lain sebagainya.4) Korelasi sistematis, korelasi ini biasanya direncanakan oleh guru.Misalnya: mengenai bercocok tanam padi dibahas dalam Geografi danBiologi.
Dewasa ini pendekatan tersebut sedang digalakkan. Pendekatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek (segi), yaitu:
a. Pendekatan Struktural, sebagai contoh adalah IPS. Bidang studi ini terdiri atas Ilmu Bumi, Sejarah, dan Ekonomi.Maka di dalam suatu pokok (topic) dari Ilmu Bumi, kemudian dipelajari pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu bidang studi.
b. Pendekatan fungsional, pendekatan ini berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Masalah ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup suatu bidang studi yang dipandang ada hubungannya. Misalnya masalah peperangan. Dari masalah peperangan ini kemudian dipelajari dari segi Ilmu buminya; Segi Ekonominya; dan sebagainya.
c. Pendekatan tempat/daerah, atas dasar pembicaraan sesuatu tempat tertentu sebagai pokok pembicaraannya. Misalnya, tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan mengenai; segi pariwisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.[6]
Kurikulum ini juga mempunyai kelemahan, di samping banyak kelebihan yang dimiliki, Adapun kelebihan correlated curriculum, yaitu:
- Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan bertautan, terpadu.
- Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara matapelajaran-matapelajaran.
- Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari berbagai matapelajaran.
- Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu matapelajaran saja.
- Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
- Korelasi antara matapelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip
1) Dalam korelasi tidak diperoleh disiplin ilmu yang mendalam, Karena tidakadanya struktur logis dan sistematis yang disebabkan oleh luasnya ruanglingkup dari bidang studi.
2) Korelasi tidak memberikan pengetahuan yang mendalam tentang satumata pelajaran, hal ini disebabkan suatu mata pelajaran hanyalah disajikangaris besarnya saja.
3) Guru merasa kesulitan dangan adanya pendekatan interdispliner dalamkurikulum ini.
4) Mata pelajaran yng disajikan sifatnya terlampau abstrak, karena yangdisajikan hanya berkisar mengenai prinsip-prinsip, tema-tema, danmasalah-masalah.
C. Integrated kurikulum
Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum- Kurikulum ini sama dengan integrated subject curriculum, yang menekankan pada aktivitas dan pengalaman peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Ciri – ciri Integrated Curikulum
Ada tiga ciri kurikulum ini yang membedakan dengan kurikulum yang lain, diantaranya:
1. Program kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak.
2. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu, karena materi disesuaikan dengan minat peserta didik.
3. Metode yang paling dominant dalam pengajarannya adalha problem solving.
4. Adanya program khusus untuk mel;ayani peserta didik yang mempunyai minat khusus.
5. Guru yang mengajar harus mempunyai pengetahuan yang luas, khususnya tentang perkembangan anak
6. Tidak ada urutan tingkatan dan kelas
7. Perencanaan dan proses pembelajaran tidak terikat oleh waktu.
Pendekatan ini didasarkan kepada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak hanya merupakan kesimpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Dalam hal ini, tidak hanya melalui pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas tertentu dan masing-masing bahan pelajaran.
Kurikulum ini benar-benar menghilangkan batas di antara berbagai mata pelajaran. Keseluruhan mata pelajaran dilebur menjadi satu dan disajikan dalam bentuk unit. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran, diharapkan dapat terbentuk kebulatan pengetahuan peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnnya. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.
Integrated curriculum merupakan suatu produk dari usahapengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Implementasiintegrated curriculum dengan meniadakan batas-batas antara berbagai matapelajaran dan menyajikan bahan pelajaran unit atau keseluruhan. Integrasaimata pelajaran dilakukan dengan memusatkan pelajaran pada masalah atautema tertentu.Kurikulum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikankesempatan yang lebih banyak kepada peserta didik untuk aktif dalam prosespembelajaran, baik melalui kerja individu maupun kelompok.
Integrated curriculum mempunyai beberapa ciri yang antara lain yaitu: Unit merupakansatu kesatuan dari seluruh bahan pelajaran, unit didasarkan pada kebutuhananak baik yang bersifat pribadi maupun sosial, baik yang menyangkutkejasmanian maupun kerohanian. Dalam unit anak dihadapkan pada berbagaisituasi yang mengandung permasalahan yang berhubungan dengan kehidupansehari-hari mereka.
Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnyapada diri anak dengan melandaskan diri pada teori belajar, anak diberikesempatan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan minatnya dan integrated curriculum sangat fleksibel dalam pelaksanaanya. Selain ciri- ciritersebut, menurut A. Hamid Syarif dalam bukunya “PengembanganKurikulum”, integrated curriculum merupakan kurikulum yang berlandaskanfilsafat pendidikan demokratis,
berdasarkan sosiologis, cultural, danberdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan serta pertumbuhansiswa.Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, masyarakat danlingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, guru, orang tua dan anak didikmerupakan komponen-komponen yang bertanggung jawab dalam prosespengembangannya. Kurukulum terpadu juga mementingkan aspek-aspekpsikologis yang berpengaruh terhadap integrasi pribadi individu danlingkungan.
Menurut Soetopo dan Soemanto dalam bukunya yang berjudul“Pembinaan dan Pengembangan kurikulum sebagai Substansi ProblemAdministrasi Pendidikan”, integrated curriculum dibedakan tiga bentuk yaitu: IPSAGAMABAHASA IPAPPKnThe Child Centered Curriculum, The Social Functions Curriculum, dan TheExperience Curriculum.
The Child Centered Curriculum adalah kurikulum yang dalamperencanaannya faktor anak menjadi perhatian utama. Dalam mengorganisirpengalaman belajar anak didik dengan menggunakan kegiatan-kegiatannormal seperti, observasi, bermain, bercerita dan bekerja.
Bentuk kedua TheSocial Functions Curriculum adalah kurikulum yang mencobamengeliminasikan mata pelajaran sekolah dari keterpisahannya denganfungsi-fungsi utama kehidupan sosial yang menjadi dasar pengorganisasianpengalaman belajar. Semua mata pelajaran yang berhubungan denganlingkungan sekitar anak disusun sedemikian rupa yang dapat menimbulkankonsekuensi adanya proteksi, produksi, konsumsi, komunikasi, transportasidan ekspresi dorongan keagamaan.
Adapun bentuk terakhir dari integratedcurriculum adalah The Experience Curriculum, yaitu kurikulum yang dalamperencanaanya kebutuhan dan keberadaan anak didik menjadi faktor utamadalam perumusannya.
Integrated curriculum mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kurikilum ini antara lain:Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan dan minat anak.Kurikulum ini memungkin danya hubungan saling menguntungkan antara sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat menjadi laboratorium bagi peserta didik.
Kelebihan Integrated Curikulum
Secara rinci kelebihan dari kurikulum tersebut yaitu antara lain sebagai berikut:1) Integrated curriculum disusun berdasarkan minat dan pengalaman siswa.2) Dalam pelaksanaan kurikulum memberikan pengalaman yang berartikepada peserta didik, karena siswa dituntut untuk memecahkan masalahdalam pembelajaran berdasarkan dengan apa yang dialami mereka dalamkehidupan sehari- harinya.3) Sumber belajar yang digunakan tidak hanya sebatas buku ajar, namunlingkungan sekitar peserta didik dapat dijadikan sebagai sumber belajar.4) Keterampilan sosial peserta didik dibentuk dalam proses pembelajaran, halini dikarenakan peserta didik dihadapkan dengan pengalaman praktisdalam proses pembelajaran.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, integrated curriculum mempunyai, Kelemahan kurikulum ini antara lain:Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis Pelaksanaannya membutuhkan prasarana yang harus lengkap.
Kekurangan Integrated Curikulum
Sulit diadakan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaannya kekurangan yang lain adalah :1) Kebanyakan guru kurang memahami tentang pelaksanaan kurikulumterpadu, dan dalam pelakasanaan tugas guru amat berat, hal inidikarenakan guru harus mengorganisasikan atau memadukan berbagaistandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam tiap-tiap mata pelajaranyang mempunyai keterkaitan.2) Penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran sangat beranekaragam, sehingga dapat menyulitkan pelaksanaannya.3) Organisasi pengetahuan dalam kurikulum ini tidak logis dan tidaksistematis, karena selalu mengalami perubahan sesuai permasalahan yangdirencanakan guru dan murid.4) Kurikulum terpadu ini mementingkan proses pembelajaran daripada hasilbelajar, Berbagai macam tipe-tipe kurikulum yang telah dijelaskan di atas,yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajaran terpaduadalah tipe kurikulum yang terakhir, yaitu integrated curriculum. Dalampelaksanaan pembelajaran terpadu, kurikulum terpadu sebagai acuan dalammenyusun perencanaan pembelajaran.[7]
Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum – Dalam diskusi makalah ini ditanyakan tentang aplikasi ketiga kurikulum ini, maka kurikulum ini efektif untuk diaplikasikan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan penyelenggara, sesuai dengan visi misi yang ditetapkan oleh institusi tersebut, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Adapun pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) aplikasi kurikulumnya dengan integrated curriculum, terutama di Sekolahan, adapun di Madrasah maka PAI diaplikasikan berdasar subject matter curriculum, karena dimadrasah telah dikembangkan kurikulum PAI dengan mengajarkan masing-masing dari materi Agama Islam.
Ketiga bentuk kurikulum ini terkesan dipaksakan kepada siswa, karena penyusunan dari atas ke bawah, kecuali correlated curriculum, yang melibatkan siswa dalam penyusunannya, karena siswa diharapkan mampu menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.
demikian ulasan singkat seputar Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum, semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Gaff, Jerry, G., James L., Handbook of the Undergraduate curriculum : A comprehenship Guide to Purposes, Structures, Prectices, and Change, San Francisco; Josse-Bass Inc. : 1991.
Ode Abdurrahman dkk., Sistem Organisasi Pengembangan Kurikulum, dalam https://frutablendsurabaya.blogspot.com/
Soetopo, Hendyat,, Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1993
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996.
Saparudin, Faisal, Muh., Pengantar Kurikulum dalam www.bsn.or.id/sni nama : Muh. Faisal Sapruddin NIM. : 094104006 Fak/Jur:FIP/KTP Kutikulum.
—–, Pengertian Integrated Curriculum, dalam http://id.shvoong.com/social sciences/education/2189086-pengertian-integrated-curriculum/
——, Pengertian Correlad Curriculum, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189084-pengertian-correlated-curriculum/#ixzz1qCVFyI4b
[1] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996. Hal. 59.
[2] Drs. Hendyat Soetopo, M.Pd., Drs. Wasty Soemanto, M.Pd., Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan,( Jakarta, Bumi Aksara, 1993). Hal 78.
[3] Ode Abdurrahman dkk., Sistem Organisasi Pengembangan Kurikulum, dalam http://www.infolepas.blogspot.com/
[4] NAMA : MUH. FAISAL SAPRUDDINNIM : 094104006FAK/JUR : FIP / KTP³KURIKULUM´
[5] [5] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996. Hal..57.
[6] Dra. Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996). Hal.57-58.
[7]—–, Integrated Curriculum, dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189084-pengertian-correlated-curriculum/#ixzz1qCVFyI4b