Lompat ke konten
Home » Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 Oleh I Putu Artama Wiguna

Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 Oleh I Putu Artama Wiguna

Daftar Isi

Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial Guna Dapat meningkatkan Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara tulisan makalah dari I Putu Artama Wiguna.

Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19
Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 Oleh I Putu Artama Wiguna

Pendahuluan

Wabah virus COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO pada bulan Maret 2020. Efek dari wabah ini tidak dapat diprediksi dan beberapa studi menyatakan bahwa pemulihan secara ekonomi dan sosial membutuhkan waktu lebih dari satu dekade. Pandemi dimulai dari kota Wuhan, Cina yang berdampak terhadap perubahan pada kesehatan publik di berbagai negara.

COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia dengan gejala seperti flu, demam, batuk dan kehilangan indra penciuman. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia diprediksi akan membutuhkan usaha yang lebih keras dan waktu yang lebih lama untuk memulihkan diri seusai pandemi, jika dibandingankan dengan negara yang jumlah penduduknya lebih sedikit.

Pandemi COVID-19 memberikan banyak perubahan pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 yang lebih meluas, salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah gerakan “di rumah saja”. Seluruh aktivitas, dimulai dari bekerja, beribadah hingga belajar dilakukan dari rumah.

Belajar di rumah membawa perubahan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang awal mulanya bertatap muka antara siswa atau mahasiswa dengan guru atau dosen, kini berubah total menjadi belajar secara daring dan multi media. Perubahan dalam proses KBM ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi di seluruh dunia yang terdampak dari pandemi ini.

Berdasarkan data dari UNESCO menyebutkan bahwa ada lebih dari 1,5 milyar siswa yang terkena dampak pandemi COVID-19, dimana India dan China sebagai negara dengan jumlah siswa terdampak pandemi terbanyak yaitu lebih dari 270 juta siswa, sedangkan di Indonesia sendiri jumlah siswa yang terdampak sekitar 68 ribu siswa.

UNESCO memberikan dukungan langsung kepada negara, termasuk solusi untuk KBM jarak jauh. UNESCO bersama dengan masing-masing negara bekerja bersama-sama untuk menjamin kelangsungan pembelajaran bagi semua, terutama anak-anak kurang mampu dan remaja yang cenderung paling terpukul oleh penutupan sekolah (UNESCO, 2020).

Dengan adanya perubahan KBM tatap muka menjadi KBM jarak jauh, banyak adaptasi yang perlu dilakukan baik itu oleh pemerintah, lembaga pendidikan, pengajar, siswa dan orang tua siswa. Isi dari makalah ini akan membahas adaptasi KBM jarak jauh dari sudut pandang pemerintah, pengajar, siswa dan orang tua siswa untuk mewujudkan keadilan sosial guna dapat meningkatkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Baca juga: Psikologi Transpersonal dalam tinjauan Ontology, Epistemologi & Aksiologi.

Pembahasan Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial Guna Dapat meningkatkan Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Proses KBM jarak jauh atau yang lebih dikenal dengan istilah E-Leaning sebenarnya sudah digaungkan oleh Nadiem Makarin, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, jauh sebelum pandemi COVID-19. Siswa dituntut untuk melek teknologi, kreatif, memiliki motivasi yang tinggi dan mampu melakukan inovasi yang bertujuan untuk mempersiapkan masa depan milenial yang penuh tantangan globalisasi.

Guru sebagai pendidik harus bijak dalam mengambil langkah yang tepat untuk terus belajar meski tidak dilakukan di dalam kelas. Hal tersebut mengingat situasi terkini di negara yang sedang dilanda virus COVID-19 tersebut. Pada tataran ideal, guru dapat bekerja sama dalam mengembangkan bahan ajar menjadi media pembelajaran online yang mengikuti karakteristik siswa.

Perkembangan bahan ajar yang menarik menjadi tuntutan agar proses pembelajaran tidak berlangsung membosankan. Dalam hal ini kreativitas dan inovasi guru dalam mengkomunikasikan materi secara komunikatif sangat menentukan keberhasilan pembelajaran online. Dengan memanfaatkan sistem pembelajaran online dimungkinkan untuk mengemas bahan ajar dalam format digital interaktif.

Dengan menggunakan sistem pembelajaran online, idealnya dapat mengubah wajah pendidikan ke arah yang lebih baik, menyenangkan, dan efektif bagi peserta didik. Berdasarkan kondisi negara kita yang saat ini sedang dilanda Virus COVID-19, maka peran pembelajaran berbasis online sebagai penunjang proses pembelajaran menjadi sangat signifikan dan diperlukan. Apalagi di era global saat ini, transformasi berlangsung sangat cepat. Kenyataannya adalah siswa dapat lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru dan perubahan yang ada saat ini.

Penerapan pembelajaran berbasis online pada proses belajar mengajar memiliki dua tantangan utama, yaitu: (1) penerapan pembelajaran berbasis online sebagai ‘alternatif sulit bagi siswa’; dan (2) aplikasi berbasis online untuk menghasilkan mahasiswa yang berwawasan (knowledge-based student) yaitu memanfaatkan berbasis online untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan (long life learning) dan meningkatkan produktivitasnya.

Pembelajaran berbasis online diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa dan kemajuan pendidikan kita. Dalam hal ini, guru juga mengharapkan partisipasi dan kepedulian orang tua di rumah untuk mendorong anaknya belajar di rumah, menggunakan fasilitas dan sistem pembelajaran berbasis online yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan pada saat terjadinya COVID-19.

Kondisi pembelajaran saat ini juga mempengaruhi orang tua, terutama orang tua yang bekerja. Orang tua pekerja, karena keterbatasan waktu di rumah, umumnya menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan anak kepada sekolah. Kondisi pandemic memaksa anak untuk belajar dari rumah, disisi lain orang tua mereka tetap beraktifitas di luar rumah karena tuntutan pekerjaan, sehingga kegiatan belajar anak di rumah tidak terawasi. Di beberapa negara, seperti prancis, jerman, italia, Inggris raya, dan Amerika, 60% orang tua yang bekerja tidak dapat menemukan solusi untuk kondisi ini.

Untuk dapat mengikuti KBM secara daring diperlukan fasilitas penunjang seperti smart phone, laptop dan jaringan internet serta pulsa internet. Bagi siswa yang berada di perkotaan dan orang tua mereka mampu, fasilitas ini tidak menjadi kendala. Nanum bagi siswa yang berada di pulau terpencil, terluar dan terbelakang, jaringan internet yang ada belum tentu dapat mendukung. Demikian juga bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu memberikan fasilitas smart phone atau laptop, tentunya juga akan mengalami kendala dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Untuk mengatasi keterbatasan kuota internet, pemerintah telah meluncurkan program pemberikan kuota gratis kepada seluruh siswa dan guru. Hal ini tentu akan sedikit dapat meringankan beban siswa dan orang tua serta pengajar. Disamping itu beberapa relawan juga ikut membuat program pengumpulan smart phone bekas untuk dapat disumbangkan kepada siswa yang memerlukannya. Hal ini dilakukan untuk dapat mewujudkan keadilan bagi siswa dan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan mencerdaskan kehidupan siswa dan bangsa.

Penutup

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi dunia pendidikan dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi penyebaran virus corona, masyarakat dipaksa untuk beraktifitas dari rumah, termasuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar dari rumah memaksa sekolah dan pemerintah berinovasi dalam menyusun sistem pembelajaran online melalui e-learning. Kurikulum harus disusun untuk mengakomodir sistem pembelajaran online. Namun, dalam kondisi yang sangat terbatas butuh waktu untuk menyusun kurikulum dan sistem pembelajaran yang memadai.

Siswa dan orang tua siswa juga harus beradaptasi dengan kondisi pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemik ini. Tentu tidak mudah, karena perubahan sistem pembelajaran dari tradisional ke pembelajaran daring membutuhkan banyak penyesuaian. Tidak hanya kesiapan siswa dan orang tua, tapi juga membutuhkan kesiapan teknologi dan lingkungan. Sebagai makhluk yang dibekali kecerdasan dan kemampuan adaptasi yang baik, mari bersama-sama menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan saat ini, sambal terus berharap pandemik segera berlalu. Baca juga: Tantangan Pembelajaran online di tengah Pandemi covind-19.

Beberapa usulan yang dapat dilakukan untuk dapat memberikan keadilan dan pemerataan belajar mengajar semasa pandemi adalah sebagai berikut:

Bagi guru/pendidik:

    1. Guru pengajar dengan matakuliah yang sama dapat membuat materi ajar/modul yang mudah dimengerti dan simulasi serta video tutorial
    2. Dapat membuat soal latihan yang menarik dengan model interaktif
    3. Menyediakan ruang konsultasi pembejaran khusus melalui daring

Bagi siswa:

    1. Dapat menggunakan berbagai media pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan secara mandiri
    2. Dapat belajar pada kelompok kecil dengan tetap menerapkan protocol kesehatan

Bagi masyarakat:

    1. Dapat ikut mendorong proses belajar mengajar dengan memberikan kelas inspiratif dan adaptif secara daring
    2. Ikut membantu memberikan fasilitas atau sarana penunjang pendidikan

Bagi pemerintah:

    1. Dapat membuat kurikulum yang lebih fleksibel sesuai lokasi dan peserta didik
    2. Dapat memberikan buku-buku maupun literatur online secara gratis
    3. Membuat kebijakan yang dapat meringankan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan di daerah yang jauh dari kecukupan fasilitas

Demikian ulasan singkat seputar Adaptasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial Guna Dapat meningkatkan Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

  • Djalante, Riyanti., Lassa, Jonatan., Setiamarga, Davin., Sudjatma Aruminingsih., Indrawan, Mochamad., Haryanto, Budi., Mahfud, Choirul., Sinapoy, Muhammad Sabaruddin., Djalante, Susanti., Indrawan, Mochamad. (2020). “Review and analysis of current responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to March 2020”. Progress in Disaster Science, Vol. 16.
  • Mustajab, Duta., Bauw, Azies., Rasyid, Abdul., Irawan, Andri., Akbar, Muhammad Aldrin., Hamid, Muhammad Amin. (2020). “Working from Home Phenomenon as an Effort to Prevent COVID-19 Attacks and Its Impacts on Work Productivity”. The International Journal of Applied Business, Vol. 4, No 1.
  • Zaharah., Ildusovna, Galia., Windarti, Anissa. (2020). “Impact of Corona Virus Outbreak Towards Teaching and Learning Activities in Indonesia”. Jurnal Budaya dan Sosial Syar’i, Vol. 7, No. 3, halm. 269-282.
  • Abidah, A., Hidaayatullah, H.N., Simamora, R.M., Fehabutara, D., Mutakinati, L. (2020). “The Impact of Covid-19 to Indonesian Education and Its Relation to the Philosophy of Merdeka Belajar”. Studies in Philosophy of Science and Education (SiPoSE), Vol.1, No.1, halm. 38-49
  • Schleicher, Andreas. (2020). “The Impact of COVID-19 on Education, Insight From Educational at A Glance 2020”.
  • United Nations. “Policy Brief. Education during COVID-19 and beyond”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *