Lompat ke konten
Home » √ Definisi Filsafat Ilmu dan Tujuannya

√ Definisi Filsafat Ilmu dan Tujuannya

Daftar Isi

Definisi filsafat ilmu dan Tujuannya – Pengantar filsafat ilmu tidak terlepas dari kata filsafat dan ilmu filsafat adalah berfikir secara mendalam tentang sesuatu tanpa melihat dogma dan agama dalam mencari kebenaran sedang ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang(pengetahuan) yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu. Sebagaimana yang di rumuskan para ahli Sebagaimana yang dikutip A. Susanto dalam Filsafat Ilmu sebagai berikut :

A. Definisi Filsafat Ilmu

  1. Menurut Berry Filsafat Ilmu adalah penelaahan tentang logika intern dan teori – teori ilmiah dan hubungan – hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah. Bagi Berry. filsafat ilmu adalah Pengetahuan yang di pakai untuk menelaah tentang logika, teori – teori ilmiah serta upaya pelaksanaannya untuk menghasilkan suatu metode atau teori ilmiah.[1]
  2. May Brodbeck, Filsafat ilmu adalah suatu analis netral yang secara etis dan falasafi, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu menurut Brodbck, ilmu itu harus bisa menganalisis, menggali, mengkaji bahkan melukiskannya sesuatu secara netral , etis dan filosofis sehingga ilmu itu bisa di manfaatkan secara benar dan relevan.
  3. Lewis White Filsafat ilmu atau philosophy of science adalah ilmu yang mengkaji dan mengevaluasi metode – metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.Lebih jauh Lewis menjelaskan Filsafat Pengetahuan adalah ilmu yang mempertanyakan dan menilai metode – metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Melalui filsafat ilmu ini kita akan mampu memahami dan menetapkan akan arti pentingnya usaha ilmiah, sebagai suatu keseluruhan
  4. A. Cornelius Benyamin, mengemukakan bahwa Definisi filsafat ilmu adalah studi sistematis mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metodenya, konsepnya, kedudukannya di dalam skhema umum disiplin intelektual. Benyamin lebih melihat sifat dan hakikat ilmu ditinjau dari aspek metode, konsep, dan kedudukannya dalam disiplin keilmuan.
  5. Robert Ackermann filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat – pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat – pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam rangka ukuran – ukuran yang dikembangkan dari pendapat – pendapat demikian itu. tetapi filsafat Pengetahuan demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah senyatanya .[2]
  6. Peter Caw filsafat ilmu adalah suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat umumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal di satu pihak, ini membangun teori – teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya landasan bagi keyakinan dan tindakan di pihak lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi tindakan termasuk teori – teori nya sendiri dengan harapan dan penghapusan tidak ajegan dan kesalahan. Caw yakin bahwa melalui filsat Pengetahuan seseoang membangun dua hal, menyajikan teori sebagai landasan bagi keyakinan tindakan dan memeriksa secara kritis segala sesuatu sebagai landasan bagi sebuah keyakinan atau tindakan.
  7. Alfred Cyril Ewing Definisi filsafat ilmu menurutnya adalah salah satu bagian filsafat yang membahas tentang logika, di mana di dalamnya membahas tentang cara yang di khususkan metode – metode dari ilmu – ilmu yang berlainan . Lebih lanjut menjelaskan tanfa penguasaan filsafat Pengetahuan. maka akan sulitlah seseorang dalam usahanya untuk memahami tentang ilmu secara baik dan profesional.
  8. The Liang Gie Merumuskan Filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan – persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan hanya di pahami sebagai ilmu untuk mengetahui metode dan analisis ilmu – ilmu lain. tetapi filsafat Pengetahuan sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan – persoalan yang muncul melalui perenungan yang mendalam agar dapat diketahui duduk persoalannya secara mendasar sehingga dapat di manfaatkan dalam kehidupan manusia.
  9. Menurut Beerling, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri – ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara – cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Filsafat Pengetahuan erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi yang secara umum menyelidiki syarat – syarat serta bentuk bentuk pengalamn manusia juga mengenai logika dan metodologi. [3]
  10. Jujun S, Suriasumantri menjelaskan bahwa Definisi filsafat ilmu merupakan suatu pengetahuan atau epistemologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tak lagi merupakan misteri, secara garis besar, Jujun menggolongkan pengetahuan menjadi tiga kategori umum, yakni 1) pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk yang disebut juga dengan etika 2) pengetahuan tentang indah dan jelek, yang disebut dengan estetika atau seni 3) pengetahuan tentang yang benar dan salah, yang disebut dengan logika.[4]

Definisi Filsafat Ilmu dan Tujuannya

Lebih lanjut Jujun S menjelaskan pengantar filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah) Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri – ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu ilmu alam dengan ilmu sosial, namun karena permasalahan – permasalahan teknis yang bersifat khas. maka sering dibagi menjadi filsafat ilmu – ilmu sosial.

Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing – masing bidang yang ditela’ah, yakni ilmu – ilmu alam atau ilmu – ilmu sosial dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom, ilmu memang berbeda dari pengetahuan – pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsif antara ilmu – ilmu alam dan ilmu – ilmu sosial dimana mempunyai ciri – ciri keilmuan yang sama.

Beberapa pendapat lain mengenai pengertian filosofi ilmu seperti yang dijelaskan H. Endang Komara dalam buku filsafat ilmu dan metodologi penelitian seperti yang di jelaskan berikut :

definisi FILSAFAT ILMU DAN TUJUANNYA

  1. Robert ackman filasafat ilmu dalam suatu segi tinjauan krtis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandngan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari – pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat pengetahuan jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktik ilmiah secara aktual.
  2. Michael V. Berry filsafat ilmu penelaahan tentang logika intern dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan anatara percobaan dan teori yakni tentang metode ilmiah
  3. May Brodbeck filsafat adalah : analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
  4. Stephen R. Toulman falsafah ilmu adalah sebagai suatu cabang ilmu, filsafat pengetahuan mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, peranggapan-peranggapan metafisis dan seterusnya menilai landasan-landasan bagi kesalahnnya dari sudut tinjauan logika formal, metodologis praktis, dan metafisika.[5]

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengantar filsafat – ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi ontologis, epistemologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat Pengetahuan merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat Pengetahuan.

B. TUJUAN FILSAFAT ILMU

Tujuan Filsafat ilmu sebagaimana yang disebutkan sebagai berikut :

  1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
  2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai bidang sehingga kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
  3. Menjadi pedoman para insan akademis di perguruan tinggi dalam mendalami studi diperguruan tinggi, terutama persoalan yang ilmiah dan yang non ilmiah.[6]

C. SEJARAH

Sejarah Filsafat pengetahuan tidak terlepas dari priodisasi sejarah terdahulu yaitu sejak dari cara berpikir yang sangat sederhana hingga cara berfikir modern zaman kemajuan pengetahuan modern yang dikelompokkan kedalam beberapa masa yaitu :

  1. Zaman prasejarah. Zaman prasejarah sering juga disebut zaman batu tua atau manusia purba. Pada zaman ini manusia telah mampu menciptakan konsep tentang alat sebagai perkakas untuk keperluan kehidupan manusia hal ini menunjukkan telah ada pemikiran menuju arah ilmu pengetahuan pada masa ini manusia. Kemudian pada masa ini mereka sudah mampu memelihara tanaman dan hewan liar hingga menjadi hewan dan tanaman yang kualitasnya sesuai serta memenuhi kebutuhan manusia.6
  2. Zaman sejarah. Zaman sejarah disebut juga dengan zaman batu muda atau zaman peradaban dan pertanian. Pada masa ini manusia ini manusia telah mempunyai kemampuan menulis, membaca dan menghitung sehingga setiap peristiwa dapat dicatat dan dapat memperkecil kesalahan. Di zaman ini telah dapat memasyarakatkan pengetahuan secara luas walaupun disampaikan lisan. Kemajuan pengetahuan terlihat pesat dengan bukti lahirnya kerajaan-kerajaan besar seperti Mesir, Babilonia dan juga kerajaan-kerajaan lain yang lahir di India dan Cina.
  3. Zaman logam. Zaman logam ini masuk kategori kebudayaan klasik. Pada masa ini perkembangan ilmu lebih pesat lagi, yaitu telah ditemukannya logam yang diolah sedemikian rupa menjadi sebuah perhiasan yang indah dan mahal harganya. Kemampuan yang tinggi, kemudian dipakai untuk hal-hal diabadikan dalam bentuk patung yang sekarang masih tersimpan dalam museum, bernilai artistik tinggi, misalnya patung nefertili, istri raja Fir’aun di Mesir.
  4. Zaman Yunani dan Romawi. Perkembangan know how di masa ini tingkatannya lebih maju dari zaman sebelumnya. Pengetahuan empiris berdasarkan sikap receptive attitude mind, artinya bangsa Yunani tidak dapat menerima empiris secara pasif reseptif karena mereka memiliki jiwa an inquiring attitude
  5. Ilmu pada masa islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi lahir dari kandungan islam yaitu menemukan metode ilmiah menjadi kunci rahasia pembuka rahasia alam yang jadi perintis modernisasi eropa dan Amerika. Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam dunia islam mirip dengan percobaan trial and erorr untuk membuat logam emas yang sangat berharga lahirlah metode kimia (alkimia) dan penemuan dalam kedokteran ialah salmak dari sini lahirlah pemikir – pemikir dalam islam seperti Ibnu Sina Ibnu Rusd, al-Rasi.
  6. Filsafat pengetahuan pada abad kegelapan, pada masa ini bangsa Romawi lebih sibuk dengan masalah-masalah keagamaan yang terus mempelaari dosa dan bagaimana cara menghapuskannya. Bangsa Romawi pada masa ini tidak memperhatikan soal pengetahuan dan soal duniawi sehingga kerajaan romawi runtuh maka masa ini dikenal sebagai masa kegelapan.
  7. Pada abad ke 18 dan 19 . pada masa ini kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan pada abad-abad berikutnya sangat menakjubkan, Ilmu pengetahuan empiris makin mendominasi ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan pada akhir abad 18 di dominasi oleh pengetahuan dibidang fisika.[7]

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup tak terlepas dari Definisi filsafat ilmu yang mana merupakan pengetahuan seperti yang dikutip A.Susanto meliputi beberapa bidang seperti berikut ini :

  1. Peter Angeles merumuskan filsafat pengetahuan terbagi ke dalam empat bidang kajian, yaitu :
  2. Telaah berbagai konsep, pra anggapan dan metode ilmu,berikut analisis, perluasan, dan penyusunan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
  3. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu
  4. Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu
  5. Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas hubungan logika dan matematika dengan realitas.[8]
    1. Cornelius Benyamin merumuskan filsafat alam ke dalam tiga bidang kajian merumuskan filsafat Pengetahuan ke dalam tiga bidang kajian, yaitu
    2. Telaah mengenai metode ilmu, telaah ini banyak menyangkut logika da teori pengetahuan dan teori umum tentang tanda.
    3. Penjelasan mengenai konsep dasar, dan pangkal pendirian ilmu, berikut landasan-;andasan empiris, rasional atau pragmatis yang menjadi tumpuannya.
      1. Edward Madden, merumuskan lingkup filsafat pengetahuan kedalam tiga bidang kajian yaitu, probabilitas, induksi, dan hipotesis
      2. Ernes Nagel memberikan rumusan ruang lingkup filsafat pengetahuan ke dalam tiga bidang kajian yaitu pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu, pembentukan konsep ilmiah dan pembuktian keabsahan kesimpulan sifat ilmiah.

Dengan memperhatikan pendapat para ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan ruang lingkup filsafat Pengetahuan mencakup dua pokok bahasan utama yaitu membahas sifat-sifat pengetahuan ilmiah (epistimologi) dan menelaah cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah (metodologi) sehingga filsafat – ilmu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu filsafat keilmuan umum yang mencakup kajian tentang persoalan kesatuan, keseragaman, serta hubungan diantara segenap ilmu dan yang kedua filsafat – ilmu khusus, yaitu kajian filsafat pengetahuan yang membicarakan kategori-kategori serta metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu seperti kelompok ilmu alam, kelompok ilmu kemasyarakatan, kelompok ilmu teknik dan sebagainya.

Demikian ulasan singkat seputar Definisi Filsafat Ilmu dan Tujuannya, semoga bermanfaat. situs: www.rangkumanmakalah.com

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2004

Cecep Sumarna, Filsafat Umum, Pustaka Bani Quaranty,2006

Gie The Liang, Pengantar Filsafat – Ilmu, Yogyakarta, Liberty, 2004

Komara Endang, Filsafat – Ilmu dan Metodologi Penelitian, Bandung, PT. Refika Aditama, 2011

S.Suriasumantri Jujun, Filsafat Ilmu, Jakarta Pustaka Sinar Harapan,1995

Susanto A. Filsafat – Ilmu, Jakarta, Bumi Aksara, 2011

Suparlan Suhartono, Dasar-Dasar Filsafat, Jogyakarta, Ar-Ruzz, 2004

_________Filsafat Modern, Jogyakarta,2000

Tafsir Ahmad, Filsafat Ilmu, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2006


[1] A. Susanto, Filsafat – Ilmu (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 49

[2] Ibid.,50

[3] Ibid

4 Jujun S Sumantri, Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinara Harapan, 1995), 33.

[5] H. Endang Komara, Filsafat-Ilmu dan Metodologi Penelitian (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011) , 15

[6] Amsal Bakhtiar,Filsafat Ilmu (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada,2011),20

[7] Susanto,Filsafat – Ilmu, 55.


8 tanggapan pada “√ Definisi Filsafat Ilmu dan Tujuannya”

  1. Pingback: Kata Ilmiah Adalah - Qurhadee.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *