Lompat ke konten
Home » √ Teknologi Dalam Pendidikan Islam, Kajian Lengkap!

√ Teknologi Dalam Pendidikan Islam, Kajian Lengkap!

Daftar Isi

Teknologi dalam Pendidikan Islam
Teknologi dalam Pendidikan Islam

a. Pengertian Pendidikan Islam

Teknologi dalam Pendidikan Islam – Pengertian Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai cita-cita islam karena nilai-nilai islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.

Dengan istilah lain seorang muslim yang telah mendapatkan pendidikan islam harus mampu hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagai yang diharapkan oleh cita-cita islam. Sedangkan pengertian pendidikan islam dengan sendirinya adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena itu Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.[3]

Pendidikan islam, menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Tomy al-Syaebani, diartikan sebagai usaha Mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan priadinya atau kehidupan kemasyarakatannya Dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikanya yang perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai islami.[4] Dan suatu pendidikan itu dinamakan pendidikan islam apabila pendidikan itu bertujuan membentuk individu mempunyai derajat tertinggi menurut ukuran Allah sedangkan isi pendidikannya adalah ajaran Allah.[5]

Menurut Drs D Marimba pendidikan Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkna hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.[6]

Hasil rumusan seminar pendidikan islam se indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan islam: “sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmni menurut ajaran islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran islam.[7]

Oleh karena itu ditinjau dari aspek pengamalannya pendidikan islam berwatak akomodatif kepada tuntutan kemajuan zaman yang ruang lingkupnya pada kerangka acuan norma-norma keislaman.[8] Karna pada dasarnya mausia dicipkan telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten yang potensi ini memerlukan perkembangan melalui bimbingan an pemeliharaan yang mantap terutama pada usia dini.[9]

Apabila kita menyebut pendididkan islam konotasinya sering dibatasi pada pedidikan agama islam. Padahal kita kaitkan dengan kurikulum pada pendidikan formal atau nonformal pendidikan islam hanya terbatas pada bidang-bidang study agama seperti yauhid, fiqih, tarikh Nabi, membaca alquran, tafsir dan hadist.[10] Pendidika islam tidak lai hanya meliputi pengajaran teologig atau pengajaran alquran, hadist, fiqih tetapi memberi arti pendidikan di semua cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandang islam.[11]

b. Jenis-jenis pendidikan Islam study Teknologi dalam Pendidikan Islam

Teknologi dalam Pendidikan Islam – Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi.

a) Pendidikan Formal

Pendidikan Formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh lembaga pendidikan Negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Pendidikan formal umumnya didirikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan seterusnya.

Tujuan dari pendidikan formal sendiri adalah[12]:

  1. Tempat sumber ilmu pengetahuan
  2. Tempat untuk mengembangkan bangsa
  3. Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting untuk bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.

Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.[13]

b) Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana diluar kegiatan sekolah.[14] Menurut surat keputusan menteri Dep. Dik Bud nomor 079/O/1975 tanggal 17 april 1975 bidang pendidikan non formal adalah meliputi[15]:

  1. Pendidikan masyarakat
  2. Keolahragaan
  3. Pembinaan generasi muda

Pendidikan Non Formal berada dalam lingkungan keluarga baik buruknya pendidikan keluarga ditentukan oleh kepala keluarga masing-masing dalam memanajemen keluarganya. Masalah yang sering muncul dalam lingkungan pendidikan non formal adalah kurangnya perhatian keluarga kepada anak, minimnya keadaan keuangan keluarga sehingga banyak anak-anak mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi.

c) Pendidikan Informal

Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, selain yang bentuknya formal ada juga yang tidak formal. Masalah yang sring terjadi dalam pendidikan informal adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemahaman pendidikan, sehingga pergaulan dalam masyarakat menjadi rudak dan individu tersebut tidak bisa mengartikan betapa pentingnya pendidikan bagi dirinya sendiri kelak maupun bagi masyarakat sekitar.

c. Urgensi Ilmu (teori) Pendidikan Islam dalam Teknologi dalam Pendidikan Islam

Teknologi dalam Pendidikan Islam – Teori pendidikn secara komprehensif dan saling melengkapi dari kalangan ahli pendidikan muslim tidak akan dapat ditemukan. Secara induktif hanya akan ditemukan teori yang mirip dan tersebar dalam rangka karya dan risalah para ahli. banyak aktor penyebab tidak adanya teori pendidikan secara komprehensif, diantaranya ialah:

  1. Terjadinya polarisasi pemikiran pendidikan antara yang bersifat rasional filosofis dengan yang bersifat agamis murni. Bila dicermati risalah-risalah yang ditulis oleh al Ghazali, al Qabisi, Ibnu Sahnun, Ibnu Jamaah, Ibnu Hajar al haitami dan Nahiruddin al Thusi, maka akan tampak orientasi murni keagamaan dalam pendidikan mereka. Dari pendapat mereka tampak bahwa pendidikan bagi mereka mengandung pegertian Ta’dib (moralisasi) disini mereleksikan harapan-harapan masyarakat terhadap anak dan remaja agar bersedia menghormati intuisi dan pranata sosial yang ada dan pola pemikiran umum yang berkembang.
  2. Sebagian besar risalah-risalah pendidikan Islam orientasikan untuk menuntut ilmu atau subyek didik tingkat lanjut.

namum demikian adanya kegagalan dalam membangun teori pendidikan yang komprehensif mengacu pada gagasan Plato di Republik misalnya, tidak sepantasnya membawa kita berharap terlalu banyak pada tokoh-tokoh pemikiran pendidikan.

Hal utama yang mungkin dilakukan adalah menghimpun prinsip-prinsip utama pendidikan mereka kedalam enam bagian:

  1. Konsep pengajaran atau pembeajaran
  2. Dasar-dasar psikologi aktifitas beelajar
  3. Pemahaman tentang subyek didik dan kejiwaannya
  4. Metode pengajaran dan kejiwaannya
  5. Konsep guru
  6. Penyiapan individu yang mampu berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Teori pendidikan mutlak perlu dipelajari secara akademik apalagi bagi mereka yang dipersiapkan untuk menjadi seorang pendidik karena minimal seseorang akan mendidik anaknya sendiri. Teori pendidikan ini meliputi landasan pendidikan, psikologi pendidikan, metodologi pengajaran, administrasi pendidikan dll. Teori pendidikan ini harus kita pelajari karena urusannya dengan manusia yakni menyangkut harkat dan martabat manusia dalam membimbing anak kepada suatu tujuan hidup yang akan dicapai.[16]

Teori pendidikan akan memberikan manfaat dalam hal:[17]

  • Memberi arah serta tujuan mana yang akan dicapai
  • Untuk memperkecil dalam praktek, atas dasar teori pendidikan
  • Berfungsi sebagi tolak ukur sejauh mana kita berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan itu.

d. Penggunaan Teknologi dalam Praktek (aktifitas) Pendidikan Islam

Teknologi dalam Pendidikan Islam – Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide.

Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering sekali mendengar istilah teknologi dan komunikasi. Ini tidak dapat kita pungkiri karena kita selalu menggunakan kedua alat tersebut. Teknologi tersebut tidak mengenal tua muda, besar kecil, dan miskin atau kayanya seseorang tetapi kita di sini harus dituntut untuk menguasai teknologi dan komunikasi supaya kita tidak mengalami ketinggalan zaman.

Teknologi secara etimologi berasal dari kata techno yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu obyek atau kecakapan tertentu dan logos berasal dari kata logi yang berarti mengacu pada makna tata pikir. Secara terminologi dalam pengertian yang luas adalah kemampuan manusia (masyarakat) untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan alam untuk kepentingan hidupnya.[18]

Teknologi dalam Pendidikan Islam – Secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku dan papan tulis. Teknologi pendidikan mensyaratkan prosedur, ide, peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah. Pengertian ini mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara khusus dibuat untuk teknologi pendidikan. Dia berupa media teknologi yang di manfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

Pendidikan Islam mempunyai dasar yang salah satunya adalah alquran yang didalamnya telah menjelaskan tentang IPTEK antara ain dalam surat Saba’ yani Allah telah memerintahkan kepada Nabi Dawud tentang teknik mengecor besi.[19] Media teknologi pendidikan membuat pendidikan lebih produktif.media teknologi pendidikan telah menunjukkan kemampuannya dalam meningkatkan proses pembelajaran yang memungkinkan bagi guru untuk memenfaatkan waktu secara efektif dan efisien, dapat menjauhkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, yang kurang menunjang, seperti tugas-tugas administratif atau pekerjaan rutin yang berlsebihan dalam rangka tranformasi informasi

Pemanfaatan TI dalam pembelajaran dipercaya dapat:

(a) meningkatkan kualitas pembelajaran,

(b) mengembangkan keterampilan TI (IT skills) yang diperlukan oleh siswa ketika bekerja dan dalarn kehidupannya nanti,

(c) memperluas akses terhadap pendidikan dan Pcmbelajaran,

(d) menjawab the technological imperative” (keharusan berparpartisipasi dalam TI).

(e) mengurangi biaya pendidikan.

(f) meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan.

Untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikiopengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik.

Demikian ulasan singkat seputar Teknologi dalam Pendidikan Islam. Baca juga: Lembaga Pendidikan Islam Pra Madrasah. Semoga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rieneka Cipta, 2001.

Ahmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, Jogyakarta: Aditya Media, 1992.

Anas, Azwar Peran Tenaga Akademik dalam pengembangan PTAIS dalam Azwar Anas(ed) kompetensi PTIS.

Arifin, H.M Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Ashrof, Ali Horison Baru Pendidikan Islam, terj. Soni Siregar, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987.

Isna, Mansur Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001.

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Pabelan Jaya Alam, 1996.

Keputusan Seminar Pendidikan Islam se Indonesia di Cipayung Bogor tgl 7-11 mei 1960.

Lihat QS. Saba’ ayat 10.

Marimba, Ahmad D Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1981.

Prof. Dr Omar Muhammad Al-touny al-syaebany, Falsafah Pendidikan Islam, Terjemah haan Langgulung

QS. Saba’ 10

Salam, Burhanuddin Pengantar Pedagogik dasar-dasar ilmu Mendidik, Jakarta: Rieneka Cipta, 1997.

Somad, Bulian Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al Ma’arif, 1981.


[1] Azwar Anas, Peran Tenaga Akademik dalam pengembangan PTAIS dalam Azwar Anas(ed) kompetensi PTIS, hal xiii

[2] Lihat QS. Saba’ ayat 10.

[3] H.M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Hal.11

[4] Prof. Dr Omar Muhammad Al-touny al-syaebany, Falsafah Pendidikan Islam, Terjemah haan Langgulung

[5] Bulian Somad, Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1981), hal 20

[6] Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1981), hal. 20

[7] Keputusan Seminar Pendidikan Islam se Indonesia di Cipayung Bogor tgl 7-11 mei 1960.

[8] ibid

[9] Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Pabelan Jaya Alam, 1996), hal. 63

[10] Ahmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, (Jogyakarta: Aditya Media, 1992), hal. 19

[11] Ali Ashrof, Horison Baru Pendidikan Islam, terj. Soni Siregar, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal. 85-86

[12] Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), hal. 164

[13] Ibid.

[14] Ibid.

[15] Ibid.

[16] Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik dasar-dasar ilmu Mendidik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1997), hal. 2

[17] ibid

[18] Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hal. 42

[19] Lihat QS. Saba’ 10


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *